Pembagian Bantuan JPS Sumbar di Pessel Ricuh, Kantor Nagari Dirusak - Sumbar19.com | Mewartakan Dari Penjuru 19 Daerah
arrow_upward

Pembagian Bantuan JPS Sumbar di Pessel Ricuh, Kantor Nagari Dirusak

Sabtu, 09 Mei 2020, 10.46 WIB
Pembagian bantuan JPS Provinsi Sumbar di Nagari Rawang Gunuang Malelo, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan berlangsung ricuh.

Pesisir Selatan--Pembagian bantuan JPS Provinsi Sumbar kepada 148 penerima di Nagari Rawang Gunuang Malelo, Kecamatan Sutera, Kamis (7/5) berlangsung ricuh.  Ratusan warga yang didominasi kaum perempuan protes, aksi ini berujung perusakan kantor walinagari setempat.

Warga  yang protes tersebut mempertanyakan kenapa mereka tidak mendapatkan bantuan JPS itu. Akibatnya, kantor wali nagari rusak. Empat kaca jendela kantor itu pecah yang diduga akibat dilempari warga.

"Bantuan JPS yang sudah cair adalah dari provinsi untuk 148 warga. Sedangkan dari Kemensos dan Kemendes belum cair. Mereka datang protes kenapa tidak dapat. Padahal di jenis bantuan lain mereka akan dapat. Mereka tidak sabar," kata Aprizal

Disampaikannya, ada tiga jenis bantuan lain yang akan diterima warga terdampak Covid-19 di nagari yaitu JPS dari Kemensos, JPS dari Kemendes dan dari provinsi Sumbar. Dari tiga jenis bantuan itu warga tidak boleh ganda menerima.

"Mereka yang protes ini warga penerima bantuan terdampak Covid-19 ini, tapi bukan dari provinsi. Ada dari Kemensos dan Kemendes," katanya.

Bantuan JPS yang sudah cair adalah dari provinsi untuk 148 warga. Bantuan tersebut diserahkan oleh petugas PT Pos yang didampingi wali nagari dan perangkatnya

"Kemarin sudah sempat dibagikan kepada 49 orang penerima oleh petugas pos di kantor wali nagari, masing-masing Rp 1.200.000. Bansos JPS Provinsi ini dibagikan selama tiga bulan, masing-masing kepala keluarga mendapatkan Rp 600 ribu/bulan. Penyaluran perdananya ini disalurkan untuk dua bulan sekaligus,  April dan Mei," katanya.

Aprizal mengatakan pihaknya akan menggelar rapat dengan pihak kecamatan dan Badan Musyawarah (Banmus) nagari. Ini untuk membahas kelanjutan pembagian bantuan kepada 99 kepala keluarga yang belum sempat diserahkan.

"Untuk kerusakan kantor, kita juga akan membuat laporan ke polisi karena ada asset negara yang rusak. Apakah kaca yang pecah itu sengaja dilempari atau pecah karena berdesakan, kita belum tahu," katanya.