Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat membuka Rembug Utama KTNA, Jumat (9/6), di Auditorium Universitas Padang |
Padang, -- Tantangan kehidupan bangsa Indonesia di masa yang
akan datang sangat besar. Pasalnya Indonesia adalah negara ke-4 terbesar dunia
yang membutuhkan ketersediaan pangan dalam jumlah yang tidak sedikit.
Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
(Mentan SYL) di Rembug Utama KTNA, Jumat (9/6), di Auditorium Universitas
Padang. Oleh karena itu, Mentan melanjutkan, dibutuhkan kerja sama dan peran
aktif KTNA termasuk pemerintah daerah.
"Kehadiran Pak Isran Noor sebagai ketua Umum APPSI ini
menjadi sangat menentukan, sangat penting. Apalagi Ketua KTNA dan seluruh
jajarannya. KTNA adalah pilar utama dari bergeraknya pertanian di semua sektor,"
ungkap Mentan.
Selama tiga tahun kepemimpinan Mentan SYL di Kementerian
Pertanian, KTNA diakuinya menunjukkan komitmen tinggi dalam membangun pertanian
Indonesia.
"Ini menjadi sesuatu yang baik karena tantangan ke
depan bukan hanya bagaimana kita harus menyediakan pangan, tapi harus
menghadapi ancaman krisis pangan dunia," katanya.
Dijelaskan Mentan, ke depan produktivitas pangan dunia akan
mengalami penurunan sebesar 30 persen. Ia mencontohkan Vietnam yang mulai
menerapkan pengetatan ekspor beras ke negara lain untuk mengamankan stok
domestik.
Rembug Utama KTNA merupakan rangkaian Pekan Nasional (PENAS)
Petani Nelayan Indonesia ke-XVI di Padang, Sumatera Barat.
Ada agenda penting dalam rembug tersebut, yaitu workshop
bersama Eselon I terkait Kementan yang hasilnya akan menjadi nota kesepahaman
antara dua pihak.
Sementara itu, Ketua KTNA, M. Yadi Sofyan Noor mengungkapkan
bahwa Rembug Utama KTNA yang dilaksanakan adalah bentuk komitmen KTNA dalam
menghadapi dan mengantisipasi ancaman kekeringan yang akan mempengaruhi
pertanian nasional.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan bahwa
workshop yang dilakukan fokus kepada penanganan dan antisipasi kekeringan.
"Menurut predikai BMKG, mulai Juni ini, kekeringan
sudah dimulai. Jadi El Nino ini kemarau yang berkepanjangan dengan curah hujan
yang lebih kering dari biasanya," kata Dedi.
Karena itu, Dedi mengatakan Kementan bersama KTNA dan
pemerintah daerah akan membuat komitmen bersama terkait pelaksanaan program
penyelenggaraan pertanian di semua kabupaten dan kota. (rel/bs)