![]() |
Status Gunung Marapi telah berada di level II (waspada), setelah sebelumnya berada di level III (siaga). (ist) |
Padang,--Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status Gunung Marapi dari sebelumnya Level III Siaga, terhitung 1 Desember 2024 pukul 15:00 WIB berstatus Level II Waspada.
Menyikapi penurunan status Gunung Marapi tersebut, status siaga darurat Marapi yang ditetapkan Pemprov Sumbar, Pemkab Agam dan Pemkab Tanahdatar, berkemungkinan juga akan berakhir
Juru Bicara BPBD Sumbar Ilham Wahab menyebutkan saat ini pihaknya belum bisa memastikan apakah status siaga darurat yang ditetapkan pasca kenaikan status Marapi pada 6 November tersebut akan diakhiri seiring dengan penurunan status Marapi ke level II.
“Status Marapi yang sebelumnya Siaga, mulai 1 Desember ini ditetapkan PVMBG menurun menjadi level II atau waspada. Kita masih menunggu arahan, apakah status siaga darurat Marapi yang ditetapkan juga akan berakhir atau menunggu diakhiri hingga 11 Desember mendatang,” sebutnya, Senin (2/12/2024).
Ia menyebutkan, jika status siaga darurat Marapi yang sebelumnya ditetapkan berakhir, kemungkinan posko darurat yang sebelumnya disiagakan saat Marapi berstatus Level III juga akan dihentikan.
“Posko darurat sementara waktu dihentikan karena status Marapi sudah turun kembali ke level II. Tapi kalau dibutuhkan kembali akan diaktifkan lagi,” jelasnya.
Status Gunung Marapi kembali turun ke level II (waspada) setelah sebelumnya sejak 6 November lalu berada di level III (siaga).
“Penurunan status ini dilakukan PVMBG berdasarkan evaluasi data-data pemantauan aktivitas Gunung Marapi dalam beberapa waktu terakhir bersifat fluktuatif dengan kecenderungan menurun, diantaranya letusan, hembusan dan aktifitas kegempaannya,” terangnya.
Meskipun status Marapi yang terdapat di Kabupaten Agam dan Tanahdatar tersebut sudah menurun, ia mengimbau masyarakat yang tinggal di lereng Marapi tetap meningkatkan kewaspadaannya, terutama yang berada di bantaran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi.
“Jika terjadi hujan ekstrem, masyarakat diminta segera mencari tempat yang aman. Tumpukan material abu vulkanik yang berada di lereng Marapi yang jumlahnya mencapai 1 juta kubik tersebut masih tetap menjadi ancaman, terutama pada 25 sungai yang berhulu dari Marapi. Jika dipicu hujan dengan curah tinggi, lahar dingin tersebut bisa turun sewaktu waktu,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, sesuai dengan rekomendasi PVMBG pada status level II ini dilarang untuk beraktifitas di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek) Gunung Marap.
“Sebelumnya saat berada di status siaga (level III), radius yang menjadi zona merah atau dilarang untuk beraktifitas dari kawah Marapi hingga radius 4,5 km, saat ini dengan penurunan status tersebut menjadi 3 km,” pungkasnya. (bs)